info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Buka Forum Insersi Ekoteologi dalam Kurikulum OBE Berbasis Cinta

Home >Berita >Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Buka Forum Insersi Ekoteologi dalam Kurikulum OBE Berbasis Cinta
Diposting : Jumat, 10 Oct 2025, 14:33:05 | Dilihat : 97 kali
Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Buka Forum Insersi Ekoteologi dalam Kurikulum OBE Berbasis Cinta


Humas - Suasana ruang rapat Rektorat Lantai 1 UIN KHAS Jember terasa berbeda pada Kamis (9/10/2025) pagi. Sejumlah dosen dan akademisi berkumpul untuk merancang arah baru kurikulum yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui kegiatan “Insersi Ekoteologi dalam Kurikulum OBE Berbasis Cinta”, kampus ini kembali menegaskan komitmennya menjadi pelopor pendidikan yang berpihak pada kelestarian lingkungan

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I UIN KHAS Jember, Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si., dan menghadirkan narasumber utama Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D., Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya.

Sejak pukul 08.00 WIB, ruang rapat dipenuhi para dosen dari berbagai fakultas yang antusias mendiskusikan arah baru pembelajaran berbasis ekoteologi. Dalam sambutannya, Prof. Amal menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum akademik, melainkan bagian dari upaya sistematis untuk mengintegrasikan nilai-nilai ekoteologi dalam kurikulum perguruan tinggi.

“Kegiatan ini bukan hanya untuk memfasilitasi. Lebih jauh, kami ingin memastikan bahwa ekoteologi menyatu dengan dinamika proses pendidikan di UIN KHAS Jember. Inilah saatnya kita mendesain kurikulum yang tidak hanya mencetak lulusan cerdas, tapi juga peduli terhadap kelestarian bumi,” ujar beliau.

Dalam pemaparan materi, Prof. Luchman mengurai materi bertajuk “Diskursus Ekologi: Pengertian, Konsep, Teori, dan Metode Kajian.” Beliau menjelaskan secara sistematis tentang krisis keanekaragaman hayati, degradasi lingkungan, dan perubahan mendasar dalam proses-proses ekologis yang memerlukan waktu panjang untuk pulih.

“Degradasi lingkungan berdampak pada banyak spesies, meski tidak semua. Sedangkan kehilangan habitat merupakan dampak serius bagi seluruh spesies. Proses pemulihannya membutuhkan waktu panjang,” papar Prof. Luchman.

Alumni Hiroshima University tersebut juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap ecosystem services, yang meliputi aspek provisioning, regulating, cultural, dan support services, sebagai fondasi untuk memahami relasi manusia dengan alam. Lebih jauh, beliau menguraikan struktur kajian ekologi mulai dari ekologi organisme, populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.

Tak hanya itu, Prof. Luchman juga menyoroti etnoekologi sebagai pendekatan penting dalam memahami hubungan masyarakat dengan lingkungannya. “Setiap komunitas memiliki cara tersendiri dalam memahami dan menjaga ekosistemnya. Ini menjadi pintu masuk penting dalam mendesain kurikulum berbasis konteks lokal,” jelasnya.

Sesi diskusi berlangsung hangat. Para dosen UIN KHAS Jember aktif mengajukan pertanyaan, menyampaikan kegelisahan, serta menggali kemungkinan riset kolaboratif. Prof. Luchman menjawab dengan cermat dan membuka ruang kemitraan ke depan.

Ia mendorong sivitas akademika untuk mengidentifikasi isu-isu spesifik lingkungan, terutama di desa-desa yang memiliki perhatian terhadap pelestarian alam. “Kita bisa mulai dari lingkungan sekitar. Desa-desa dengan kesadaran ekologis tinggi dapat menjadi laboratorium hidup untuk riset kolaboratif,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi langkah awal UIN KHAS Jember dalam memperluas horizon pendidikan ekologisnya. Dengan integrasi ekoteologi dalam kurikulum, kampus diharapkan menjadi ruang pembelajaran yang menumbuhkan kesadaran ekologis, bukan hanya dalam teori, tetapi juga praktik kehidupan sehari-hari. 

Penulis: Atiyatul Mawaddah
Editor: Munirotun Naimah 

;