info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Monev PKDP 2025 di UIN KHAS Jember: Dari Dosen Pemula Menuju Maestro

Home >Berita >Monev PKDP 2025 di UIN KHAS Jember: Dari Dosen Pemula Menuju Maestro
Diposting : Kamis, 18 Sep 2025, 13:28:13 | Dilihat : 244 kali
Monev PKDP 2025 di UIN KHAS Jember: Dari Dosen Pemula Menuju Maestro


Humas – Setelah sukses melaksanakan Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) pada bulan Juli-Agustus lalu, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember gelar Monitoring dan Evaluasi PKDP tahun 2025 dengan Subdit Ketenagaaan Kemenag. Kegiatan yang dirangkai dengan penyerahan sertifikat PKDP ini berlangsung di Gedung BEC UIN KHAS Jember, Kamis (18/9/2025).

Acara dihadiri Rektor, Wakil Rektor I, Ketua LPM, Kepala SPI, para Dekan, pemateri, panitia, hingga pimpinan PTKIS pengusul peserta PKDP dari wilayah tapal kuda. Hadir pula tim pelaksana monev, Ummu Sofiyah, M.A.Ak., Mira Zuzana, S.Kom., dan Nazidatul Inayah, S.T.

Ketua LPM UIN KHAS Jember, Dr. Mursalim, M.Ag., dalam laporannya menyampaikan seluruh peserta PKDP tahun 2025 dinyatakan lulus. Program ini diikuti dosen dari 26 PTKI di wilayah tapal kuda, kecuali Kabupaten Lumajang. “Pelaksanaan berjalan relatif lancar meski ada kendala teknis yang masih bisa diatasi,” ujarnya sembari menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan penyelenggaraan.

Wakil Rektor I, Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si., menambahkan, PKDP adalah wujud komitmen UIN KHAS dalam meningkatkan mutu kelembagaan. Sebagai pemain baru dalam pelaksanaan PKDP, hasil survei kepuasan peserta patut dibanggakan, prosentase capaian menunjukkan sangat baik dengan nilai 96% untuk kepuasan, 94% pelaksanaan, 97% relevansi materi, dan 87% durasi pembelajaran. “Hasil ini akan menjadi dasar perbaikan untuk program PKDP berikutnya,” katanya.

Sementara itu, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Hepni, S.Ag., M.M., CPEM., menegaskan bahwa PKDP telah mengubah dosen pemula menjadi dosen profesional, beliau menyebutnya MAESTRO. Perubahan itu bermakna Meaningful, karena membuat dosen lebih sadar akan peran akademik yang profesional. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga memiliki Achievement melalui karya ilmiah dan strategi mengajar baru.

Lebih jauh, Hepni menekankan pentingnya Excellence atau keunggulan dalam kepakaran. Dosen maestro, katanya, adalah dosen yang memiliki spesialisasi yang jelas sehingga mampu bersaing di level global. Ia menambahkan, program PKDP sendiri harus bersifat Sustainable, yakni berkelanjutan dari tahun ke tahun, agar dampaknya terus dirasakan dan kualitas dosen pemula semakin meningkat.

Dari kata MAESTRO tadi, Rektor juga menyebut adanya Transformation yang lahir dari PKDP. Perubahan itu tidak hanya pada aspek pengetahuan, melainkan juga pada cara berpikir (way of thinking), cara merasakan (way of feeling), hingga cara hidup (way of life). Ia teringat dua pesan penting dari Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar. Yaitu, Dosen PTKI selain profesional di bidang akademik juga harus bisa menjadi mubaligh yang membawa perubahan pada kebaikan, sehingga perannya tidak hanya berdampak di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat.

Selain itu, Prof. Hepni menekankan pentingnya Reputation. Dosen profesional, katanya, harus membangun nama baik melalui karya, integritas, dan dedikasi. “Reputasi tidak mungkin hadir tanpa integritas. Dosen profesional harus menjaga keduanya,” ujarnya.

Ia menutup dengan menekankan perlunya sikap Open minded. Prof. Hepni mengutip alegori Plato’s Cave untuk menggambarkan bahwa dosen profesional adalah mereka yang berani keluar dari “goa” sempitnya persepsi lama, melihat horizon pengetahuan yang lebih luas, lalu membawa pencerahan bagi lingkungannya. “Dosen maestro adalah dosen yang sudah keluar dari goa, yang memiliki cakrawala lebih luas dan mampu memberi arah bagi masyarakat akademik,” tegasnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat PKDP kepada pimpinan PTKIS yang hadir. Selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi, ditutup dengan sesi sharing antara Subdit Ketenagaan Kemenag dan para peserta.

Penulis: Cahya Fikri
Editor: Moh. Nor Afandi

;