info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Gazza Triatama Sejarawan Muda Mahasiswa UIN KHAS Jember Dorong Pelestarian Aksara Kawi melalui Seminar “Mangadhyayaksara”

Home >Berita >Gazza Triatama Sejarawan Muda Mahasiswa UIN KHAS Jember Dorong Pelestarian Aksara Kawi melalui Seminar “Mangadhyayaksara”
Diposting : Senin, 22 Sep 2025, 08:24:28 | Dilihat : 290 kali
Gazza Triatama Sejarawan Muda Mahasiswa UIN KHAS Jember Dorong Pelestarian Aksara Kawi melalui Seminar “Mangadhyayaksara”


Humas - Kegiatan seminar bertajuk "Mangadhyayaksara" dilaksanakan dalam rangka melestarikan warisan sejarah dan budaya Nusantara melalui peninggalan prasasti dan aksara kuno yang digelar di Kantor Kecamatan Sukorambi pada Minggu, 21 September 2025.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama: Drs. Ismail Lutfi, M.A., seorang dosen sejarah, arkeolog, dan anggota Tim Ahli Cagar Budaya, serta Gazza Triatama Ramdhani, seorang mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang juga aktif sebagai pegiat dan pengajar aksara Kawi. Diskusi ini dipandu oleh M. Fadlal Khairy I., anggota Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon.

Tema "Mangadhyayaksara" dipilih untuk mendorong peserta melihat sejarah Jember melalui prasasti-prasasti yang ada. Menurut Gazza, aksara bukan sekadar simbol huruf, melainkan sebuah pintu gerbang untuk memahami bagaimana leluhur membangun peradaban, menata masyarakat, dan merawat ingatan kolektif. "Melalui kelas aksara, kami ingin mengembalikan tradisi literasi kuno agar anak muda tidak hanya mengenal, tetapi juga mampu membaca dan menulis aksara Nusantara," ujarnya.

Seminar ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Studi Sejarah Kulit Pohon dan Yayasan Lingkar Studi Sejarah dan Kebudayaan Murtasiya (LSSK Murtasiya). Perwakilan LSSK Murtasiya menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah nyata dalam program pemajuan kebudayaan. "Kami ingin menghubungkan masyarakat dengan sumber sejarahnya, terutama prasasti. Di Jember ada banyak potensi peninggalan kuno yang harus digali dan dikenalkan lagi," ungkapnya.

Acara ini menarik antusiasme tinggi dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, peneliti, hingga pegiat budaya lokal, termasuk perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember serta Balai Pelestarian Kebudayaan IX Jawa Timur. Sejak pagi, puluhan peserta aktif mengikuti setiap sesi, berdiskusi, dan mengajukan pertanyaan seputar aksara, prasasti, dan sejarah Jember. Banyak peserta mengaku baru menyadari adanya peninggalan prasasti penting di daerah mereka yang selama ini jarang dibahas.

Melihat antusiasme ini, moderator M. Fadlal Khoiry mengapresiasi semangat para peserta, yang membuktikan bahwa sejarah tetap relevan bagi generasi muda. "Tinggal bagaimana kita mengemasnya. Lewat Mangadhyayaksara, kami mencoba menghadirkan sejarah aksara dengan cara yang hidup, dekat, dan menyenangkan," katanya.

Seminar ini direncanakan tidak hanya berhenti pada diskusi. Ke depannya, Gazza Triatama Ramdhani berencana mengadakan kelas aksara rutin yang akan mengajarkan praktik membaca dan menulis aksara kuno. Diharapkan, langkah ini bisa memantik kesadaran lebih luas akan pentingnya menjaga warisan aksara Nusantara dan menjadikan Jember sebagai salah satu pusat pembelajaran sejarah aksara di Jawa Timur.

"Sejarah tidak hanya ada di buku, tetapi juga di sekitar kita. Prasasti adalah saksi bisu yang menunggu untuk dibaca ulang," tutup Gazza. "Melalui Mangadhyayaksara, kita tidak sekadar belajar tentang huruf, melainkan juga tentang jati diri kita sebagai bagian dari peradaban Nusantara."

Kontributor: Ashfa Ashfiyatush S

Editor: Moh Nor Afandi

;