info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

FTIK UIN KHAS Jember Gaungkan Pentingnya Digitalisasi Pesantren di Bondowoso

Home >Berita >FTIK UIN KHAS Jember Gaungkan Pentingnya Digitalisasi Pesantren di Bondowoso
Diposting : Kamis, 09 Oct 2025, 15:20:45 | Dilihat : 149 kali
FTIK UIN KHAS Jember Gaungkan Pentingnya Digitalisasi Pesantren di Bondowoso


Humas - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember bekerja sama dengan Direktorat Pesantren Kementerian Agama RI dan Komisi VIII DPR RI menggelar Workshop dan Seminar Nasional bertema “Peningkatan Mutu Pesantren Berbasis Digital” di Hotel Grand Padis Bondowoso, Rabu (8/10/2025). Kegiatan seminar yang dikemas dalam NGOPI (Ngobrol Pendidikan Agama Islam) ini terbagi ke dalam dua sesi dan diikuti oleh sekitar 400 peserta dari kalangan pengasuh, pengurus, dan asatidz pesantren se-Kabupaten Bondowoso.

Acara turut dihadiri oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso Dr. H. Moh. Ali Masyhur, S.Ag, M.H.I, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Drs. Astini, M,HI., Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Dr. Astono, M.HI., anggota Komisi VIII DPR RI Ibu Ina Ammania, Dekan FTIK UIN KHAS Jember, Dr. H. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si., serta Rektor UIN KHAS Jember Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M.

Sesi pertama dibuka oleh sambutan Dekan FTIK, Dr. H. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si., yang menegaskan pentingnya digitalisasi pesantren sebagai upaya menjaga tradisi keilmuan di tengah arus global. “Pesantren adalah benteng moral bangsa. Agar tetap relevan, pesantren harus memadukan teknologi digital dengan nilai akhlak dan tradisi keilmuan,” ujarnya.

Materi utama sesi pertama disampaikan oleh Dr. Suheri, M.Pd.I, Rektor Institut Agama Islam At-Taqwa Bondowoso, dengan topik “Digitalisasi Pesantren: Integrasi Ilmu, Teknologi, dan Akhlak dalam Era Globalisasi.” Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa teknologi perlu dilihat sebagai sarana dakwah baru, bukannya ancaman. “Teknologi tanpa akhlak memang hanya akan melahirkan kehampaan spiritual. Maka peningkatan literasi digital di pesantren perlu terus diupayakan dengan tetap berbasis etika Islam,” tegasnya.

Pada sesi kedua seminar dibuka oleh Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M., yang menegaskan komitmen UIN KHAS Jember sebagai center of excellence dalam pengembangan pendidikan Islam digital. “Digitalisasi bukan sekadar modernisasi, tetapi ijtihad pendidikan menuju kemajuan dan kemaslahatan umat,” tuturnya.

Pemateri sesi kedua, Dr. Agus Fawait, M.Pd.I, Wakil Rektor I Institut Agama Islam At-Taqwa Bondowoso, yang membawakan tema “Digitalisasi Pesantren sebagai Identitas Global dalam Meningkatkan Mutu Intelektual, Emosional, dan Keterampilan.” Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dalam proses digitalisasi pesantren. “Transformasi pesantren tidak boleh berhenti pada perangkat, tetapi harus menyentuh kesadaran nilai para pengelola,” ungkapnya.

Kepala Kemenag Bondowoso, Dr. H. Moh. Ali Masyhur, S.Ag, M.H.I, menyebut kegiatan ini sebagai langkah strategis menuju kemandirian pesantren digital. “Kemenag siap mendukung penuh pesantren yang berkomitmen mengembangkan manajemen dan pembelajaran berbasis teknologi,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI, Ibu Ina Ammania, menegaskan komitmen parlemen dalam mendorong percepatan transformasi pesantren. “Digitalisasi bukan sekedar pilihan, melainkan kebutuhan saat ini untuk menjaga eksistensi dan daya saing pesantren dalam percaturan global,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa Komisi VIII DPR RI siap mendukung kebijakan dan alokasi anggaran untuk penguatan literasi digital santri serta peningkatan kompetensi tenaga pendidik pesantren.

Kegiatan seminar ini berlangsung interaktif dengan sesi diskusi yang menggugah refleksi. Para peserta menyoroti keterbatasan infrastruktur dan kemampuan teknis sebagai tantangan utama dalam penerapan digitalisasi pesantren. Menanggapi hal tersebut, FTIK UIN KHAS Jember berkomitmen menyelenggarakan pelatihan lanjutan dan riset kolaboratif bagi pesantren di wilayah Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.

Dalam sesi dialog, Ibu Ina Ammania menegaskan pentingnya keberlanjutan program digitalisasi pesantren. “Pesantren harus menjadi pusat peradaban yang memadukan kecanggihan teknologi dan keunggulan moral,” ucapnya.

Prof. Hepni kemudian menutup kegiatan dengan penegasan visi FTIK UIN KHAS Jember. “Kami berkomitmen menyiapkan ekosistem pendidikan digital yang berakhlak. Pesantren perlu memiliki spiritual intelligence yang sejalan dengan digital intelligence,” ujarnya penuh semangat.

Sebagai acara penutup, di akhir acara seluruh peserta, narasumber, dan panitia mengikuti sesi foto bersama.

Penulis: A. Barocky Zaimina
Editor: Evi R. Dianita

;